Laman

bismillah

Jumat, 17 Desember 2010

Pesan cinta & kerinduan

Duhai kasihku,
Sore itu kabut menyelimu deretan pinus, julang gunung mulai tertutup gumpalan awan yang merambah, cahaya senja tetap mampu menerobos di antara celah mega yang membuat sore bertambah indah, gemerlap pantulan cahaya di ujung daun pinus membuat aku tersadar sedang berada di rentang kota darimu, duhai sayangku.


Duhai kasihku,
Mentari telah bersembunyi dibalik bumi, derai hujan menghantarkan gelap malam, gemerlap cahaya lampu menandakan malam kian larut, kini hanya ada aku yang berselimut rindu padamu, imajiku membawa ke mahligai cintamu yang menyejukkan, kian menambah gigil rinduku padamu, sayaang.

Duhai cintaku
Kau berbisik dikeheningan hatiku, “rindu yang menggulung, selalu datang bila malam tiba tanpamu, sayaang.”
Akupun mendesah, gempita riuh rinduku tetap bergemuruh hanya padamu, duhai kasihku.

Nada message masuk dari hand phoneku, Subhanallah, kekasihku di seberang kota nun jauh mengirim pesan,
“Cintaku padamu yang menciptakan bara asmara berasap kerinduan yang menggulung-gulung ke semesta kasih sayangmu. Di hening malam ini, kerinduanku membuncah dan meluber dikelopak mataku, air mata mengalir membasahi pipi jadi selancar asmaraku padamu. Aku akan tetap menari di dalam hatimu dengan irama cinta berselendang rindu. Sungguh, aku sangat mencintaimu, sayaang.”

Duhai kasihku,
Ketika kupandang lautan cintamu, ada tarian asmara di pucuk gelombang asamu, rindu meliuk direlung ombak pesona, serpih buih menepi di pantai romantika, menyeret pikirmu sampai ditepian telaga jiwa, hatiku tergulung ombak asmara di samudera cintamu, jiwaku pingsan dikedalaman kasih sayangmu. Mari kita bersenandung cinta dengan gelora irama asmara kita, tuk merangkai kata jadi cerita romantika cinta kita.

“Cintaku bukan sekedar kata dalam sastra, tapi tulus dan halus selembut sutra, kini rinduku padamu mengisi ruang malamku dalam sepi sendiri, kuharap cinta dan rindumu tetap bergelora untukku, aku takut kehilanganmu sayaang.”

Duhai kasihku,
Cinta dan kerinduan itu bagai bulan dan cahayanya yang sulit dipisahkan, cinta dan kerinduan akan menjadi indah jika kita mampu mengelolanya, jangan terjebak pada cinta dan kerinduan nafsu semata. Jadikanlah cinta dan kerinduan kita untuk merenda cinta tuhan semesta dalam gelora cinta sejati kita, Insya Allah aku selalu mencintaimu, duhai kasihku.

by cm. hizboel wathony
bogor, 16 desember 2010

Tidak ada komentar: